A.
Jenis Tulisan dalam Laras Ilmiah
Laras
Ilmiah adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Dalam hal itu,
kita mengenal berbagai laras, seperti laras iklan, laras lagu, laras ilmiah,
laras ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra. Setiap laras
masih dapat dibagi lagi atas sublaras, misalnya laras sastra dapat dibagi lagi atas
laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya.
Jenis-jenis Karya
Ilmiah, antara lain :
· Laporan Penelitian
· Artikel Ilmiah
· Makalah
· Skripsi, Tesis, Disertasi, Tugas akhir
· Buku referensi, Buku ajar
· Jurnal
Ciri-ciri dari karya ilmiah :
· Bahasa yang digunakan dalam karya
ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan
kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
· Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah
objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan
banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama
atau kedua.
· Struktur sajian karya ilmiah sangat
ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok
pembahasan), dan bagian penutup.
· Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai
dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti,
penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak.
B.
Eksposisi, Argumentasi, Narasi,
Deskriptif
1.
Eksposisi
Karangan
ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang
langkah/ cara/ proses kerja. Eksposisi
demikian lazim disebut paparan proses.
Ciri – Ciri Eksposisi :
· Menjelaskan informasi agar pembaca
mengetahuinya
· Menyatakan sesuatu yang benar-benar
terjadi (data faktual)
· Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau
memaksakan kehendak
· Menunjukkan analisis/penafsiran secara
objektif terhadap fakta yang ada
· Menunjukkan sebuah peristiwa yang
terjadi atau tentang proses kerja sesuatu
Contoh Eksposisi :
Teknik menangkap bola
dalam bermain basket dapat di lakukan dengan langkah-langkah berikut. Pertama
posisi menghadap kearah sasaran atau bola. Kedua posisi kedua tangan di
julurkan lurus ke depan. Ketiga posisi badan agak condong ke depan. Keempat posisi
kaki agak sedikit dibuka.
2.
Argumentasi
Paragraf
yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/
fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan
pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta
atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Ciri
– Ciri Argumentasi :
· Menjelaskan pendapat agar pembaca
yakin.
· Memerlukan fakta untuk pembuktian
berupa gambar/grafik, dan lain-lain.
· Menggali sumber ide dari pengamatan,
pengalaman, dan penelitian.
· Penutup berisi kesimpulan.
Contoh Argumentasi :
Telepon genggam sudah
banyak dimiliki masyarakat bahkan dalam sebuah keluarga, hampir semua anggota
keluarga memilikinya. Di samping memang sudah merupakan alat komunikasi yang
mudah di bawa-bawa, pengoperasian telepon pun tidak sulit dan harga terjangkau
pula. Ada kemungkinan perkembangan alat ini pesat sekali karena hal-hal
tersebut, di tambah pula karena muncul variasi bentuk, merk dan model baru.
Oleh sebab itu, sekarang barang-barang tersebut sudah di anggap bukan barang
mewah lagi.
3.
Narasi :
Secara
sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau
kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga
unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan
berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.
Ciri
– Ciri Narasi :
Menurut Atar Semi sebagai berikut:
· Berupa cerita tentang peristiwa atau
pengalaman penulis.
· Kejadian atau peristiwa yang
disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata
imajinasi atau gabungan keduanya.
· Berdasarkan konfiks, karena tanpa
konfiks biasanya narasi tidak menarik.
· Memiliki nilai estetika.
· Menekankan susunan secara kronologis.
Contoh Narasi :
Seorang istri sangat
kesal karena kehilangan kalung tasbih istimewanya. Dengan rasa hormat, ia bertanya
kepada suaminya apakah suaminya telah menyembunyikan kalung itu. Karena sangat
kesalnya, bukan kesal kepada suaminya tetapi kepada pencuri kalung tasbih itu,
ia mengeluarkan kutukan supaya si pencuri itu celaka. Setelah mengeluarkan
kutukan, ternyata suaminya mengakui telah mengambil tasbih itu.
4.
Deskripsi
Karangan
ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Ciri
– Ciri Deskripsi :
· Melukiskan atau menggambarkan suatu
objek tertentu
· Bertujuan untuk menciptakan kesan atau
pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan,
mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang dideskripsikan
· Sifat penulisannya objektif karena
selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa tempat, manusia, dan hal yang
dipersonifikasikan
· Penulisannya dapat menggunakan cara
atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap
penulis
Contoh Deskripsi :
Sungai yang mengalir
di tengah-tengah desa kering kerontang. Bahkan sumur pun banyak yang tak berair
lagi. Sawah dan ladang seperti hangus dan dimakan oleh terik matahari. Tanah
pecah berbongkah-bongkah, tanaman pun hampir tak ada yang berwarna hijau lagi.
C.
Syarat Pembentukan Paragraf
Suatu
paragraf dianggap bermutu dan efektif apabila mengkomunikasikan gagasan yang
didukungnya, jika paragraf tersebut lengkap, artinya mengandung pikiran utama
dan pikiran penjelas. Syarat-syarat pembentukan paragraf antara lain :
1.
Kesatuan (Unity)
Fungsi
paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam
pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang
dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah
paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua
kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
2.
Kepaduan (Koherensi)
Sebuah
paragraf bukanlah sekedar kumpulan kalimat-kalimat yang berdiri
sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan
timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan,
dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis
tanpa hambatan.
Kata atau frase
transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda
hubungan dapat dirinci sebagai berikut :
a)
Hubungan
yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya,
misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu,
seperti halnya dll.
b) Hubungan yang menyatakan perbandingan,
misalnya: lain halnya, seperti, meskipun dll.
c)
Hubungan
yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya;
misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya dll.
d) Hubungan yang menyatakan akibat/hasil;
misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi dll.
e)
Hubungan
yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera, kemudian dll.
f)
Hubungan
yang menyatakan singkatan, misal:
ringkasnya, misalnya, yakni, sesungguhnya dll.
g)
Hubungan
yang menyatakan tempat, misalnya: di sana, dekat, di seberang dll.
3.
Kejelasan
Suatu
paragraf dikatakan lengkap, apabila kalimat topik ditunjang oleh sejumlah
kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas penunjang utama atau penunjang kedua
harus benar-benar menjelaskan pikiran utama. Cara mengembangkan pikiran utama
menjadi paragraf serta hubungan antar kalimat utama dengan kalimat penjelas
(detil-detil penunjang) dapat dilihat dari urutan rinciannya. Rincian itu dapat
diurut secara urutan waktu (kronologis), urutan logis, terdiri atas sebab-akibat,
akibat-sebab, umum-khusus, khusus-umum, urutanruang (spasial), urutan proses,
contoh-contoh dan dengan detail fakta.
D.
Kalimat Topik dan Peletakannya
Paragraf berdasarkan
letak kalimat utama, dikelompokkan menjadi :
1.
Paragraf deduktif
Paragraf
yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian
diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh
:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam
rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para
peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya
membuka usaha baru.
2.
Paragraf Induktif
Paragraf
yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan
kalimat topik
Contoh :
Semua orang menyadari
bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi
kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat.
Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
3.
Paragraf Campuran
Paragraf
yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian
diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat
topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Contoh :
Dalam kehidupan
sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun
yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia
tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
4.
Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar
Paragraf yang tidak
memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau
tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.
Contoh:
Di pinggir jalan
banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak
lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah,
lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa
terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan
berkelakar.
E.
Pola Pengembangan Paragraf
Pola pengembangan
paragraf
Pola
pengembangan paragar dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :
1.
Pola pengembangan paragaf deduktif
Paragraf
deduktif adalah paragraf yang diawali
dengan hal-hal yang bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal yang
bersifat khusus. Pada paragraf deduktif
kalimat utamanya berada di awal paragraf
2.
Pola Pengembangan Paragaf Induktif
Paragraf
induksi adalah paragraf yang dikembangkan mulai dengan hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum. Paragraf induktif
kalimat utamanya berada di akhir paragraf. Pola pengembangan paragraf induktif
dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :
a.
Generalisasi, Paragaraf yang dikembangkan dengan pola
hubungan dari khusus ke umum.
Contoh:
Gelombang
cinta merupakan salah satu jenis anthurium yang mempunyai harga mahal. Jenmani
juga merupakan anthurium yang banyak dicari karena harganya yang fantastis.
Selain karena harganya, jenmani dicari penggemar tanaman hiasa karena keindahan
daunnya. Tidak hanya jenmani dan gelombang cinta yang dicari penggemar tanaman
hias, namun semua jenis anthurium ikut
diburu penggemar tanaman hias karena memiliki harga yang tinggi
b.
Analogi, Paragraf yang dikembangkan dengan
membandigkan dua atau lebih benda yang dianggap memiliki kesamaan kemudian
menarik kesimpulan.
Contoh:
Gelombang
cinta dapat dilihat dari gelombang daunnya. Indahnya gelombang cinta sama
seperti gelombang air. Semakin banyak gelombang yang dihasilkan daunnya,
semakin indah pula gelombang cinta. Begitu juga dengan gelombang air, semakin
bergelombang air semakin indah untuk dinikmati. Dengan demikian, indahnya
gelombang cinta dan air terletak pada gelombang yang dihasilkan
c.
Sebab-akibat, Paragraf yang dikembangkan berdasarkan
huubungan sebab akibat. Dalam paragraph ini akibat bertindak sebagai gagasan
pokok atau kesimpulan yang bersifat umum. Sebaliknya sebab bertindak sebagai
gagasan penjelas atau perincian yang bersifat khusus.
Contoh :
Gelombang
cinta memiliki daun yang bergelombang, harga gelombang cinta juga tinggi. Tidak
hanya itu, kepopuleran gelombang cinta membuat orang ingin memilikinya. Tidak
heran banyak orang ingin membudidayakan gelombang cinta.
d.
Akibat-sebab, Paragraf yang dikembangkan berdasarkan
hubungan akibat sebab. Dalam paragrap ini sebab bertindak sebgai gagasasn pokok
tau kesimpulan yang bersifat umum. Sebaliknya akibat bertindak sebagai gagasan
penjelas atau perincian yang bersifat khusus.
Contoh :
Para
pembeli gelombang cinta terpaksa berdesak-desakan di luar took. Mereka juga
berdesak-desakan di dalam took. Mereka ada yang duduk, ada yang berdiri, ada
pula yang antre. Bahkan, ada yang duduk beralaskan Koran. Mereka rela mengantre
karena harga gelombang cinta di took itu sangat murah
3.
Pola Pengembangan Paragraf Campuran,
Paragraf
campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir
paragraf. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama. Dalam hal ini kalimat
terakhir umumnya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan
sedikit penekanan dan variasi
4.
Pola pengembangan paragraf Naratif
Paragraf
naratif adalah paragraf yang kalimat utamanya tersebar di seluruh bagian
paragraf.
5.
Pola pengembangan paragraf Ineratif
Paragraf
ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian
paragraf (di antara awal dan akhir paragraf)
Contoh :
Seminggu
menjelang hari raya Idhul Fitri, kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Mulai
dari harga makanan pokok hingga sandang. Masyarakat khawatir jika tidak mempersiapkan
kebutuhan hari raya dari sekarang, stok kebutuhan menjelang hari raya semakin
sedikit. Seriring meningkatnya kebutuhan orang banyak, rupanya kekhawatiran
masyarakat tersebut dimanfaatkan oleh para pedagang untuk meningkatkan harga
kebutuhan pokok. Karena perbuatan pedagang yang seperti ini, terpaksa
masyarakat harus membeli dengan harga tinggi.
Referensi :
https://alim23.wordpress.com/2012/03/30/bahasa-indonesia-dan-teknik-penulisan-ilmiah/http://diana-aprianti.blogspot.co.id/2013/12/penjelasan-ciri-dari-narasideskripsi.html
http://oktasiusblogger.blogspot.co.id/2015/05/syarat-syarat-pembentukan-paragraf.html
https://ajengtriansari.wordpress.com/2013/07/21/syarat-syarat-pembentukan-dan-pengembangan-paragraf/
https://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf
https://bagas.wordpress.com/2007/09/26/paragraf-berdasarkan-letak-kalimat-utama/
http://bahasaindosugik.blogspot.co.id/2011/12/pola-pengembangan-paragraf.html