My Task

Softskill



A. Definisi Kosakata
Kosakata adalah himpunan kata yang dimiliki oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai.
Contoh Kosakata Baku dan Tidak Baku :
(baku) – (tak baku)
aktivitas – aktifitas
apotek – apotik
atlet – atlit
andal – handal
antre – antri

B. Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia
Kata adalah susunan dari huruf-huruf abjad yang mengandung sebuah arti tertentu dan jelas. Kata dapat dibentuk melalui proses morfologis, yaitu afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (perulangan), dan komposisi (penggambungan) untuk menyampaikan maksud yang terkandung di dalam kalimat.

Menurut jenisnya, dalam bahasa Indonesia kata dapat dibedakan menjadi 7 jenis, yaitu :
1.   Kata Benda (Nomina)
Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada pada bentuk suatu benda, bentuk  benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun konkret. Dalam bahasa Indonesia kata benda(nomina) terdiri dari beberapa jenis, sedangkan dari proses pembentukannya kata benda terdiri dari 2 jenis, yaitu :
1)   Kata Benda (Nomina) Dasar: Kata benda dasar atau nomina dasar ialah kata-kata yang yangsecara konkret menunjukkan identitas suatu benda, sehingga kata ini sudah tidak bisa lagidiuraikan ke bentuk lainnya. Contoh: buku, meja, kursi, radio, dll.
2)  Kata Benda (Nomina) Turunan: Nomina turunan atau kata benda turunan ialah jenis kata benda yang terbentuk karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses pembentukan ini terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
a.    Verba + (-an) contoh: Makanan.
b.   (Pe-) + Verba contoh: Pelukis.
c.    (Pe-) + Adjektiva contoh: Pemarah, Pembohong.
d.   (Per-) + Nomina + (-an) contoh: Perbudakan.

2.  Kata Kerja (Verba)
Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.
Ciri-Ciri kata kerja:
1) Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah
     Contoh: akan mandi, akan tidur, sedang makan, telah pulang.
2) Dapat diingkari dengan kata tidak
     Contoh: tidak makan, tidak tidur.
3) Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS
     Contoh: Pergi dengan adik, menulis dengan cepat.

Macam-macam kata kerja (verba) :
a. Verba dasar bebas, seperti: duduk, makan, mandi, minum, pergi, pulang,
    tidur
b. Verba turunan, terdiri atas:
·      Verba berafiks:
Contoh: ajari, bernyanyi, bertaburan.
·      Verba bereduplikasi:
Contoh: bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan, marah-marah
·       Verba berproses gabung:
Contoh:  bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, makan-makan.
·      Verba majemuk :
Contoh:  cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.
·      Verba transitif (kata kerja yang membutuhkan objek)
Contoh : 
-  Saya menulis surat.
-  Adik membeli balon.
·      Verba intransitif (kata kerja yang tak memerlukan objek)
Contoh :  
-  Mereka duduk di taman.            
                    -  Anak-anak itu bersepeda di sepanjang pantai.

3.  Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, dan tabiat orang/binatang/ benda.Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek dan penjelas subjek.
Ciri-ciri kata sifat:
1.) Dapat diberi keterangan pembanding lebih, kurang, dan paling
     Contoh:  lebih indah, kurang bagus, paling kaya.
2) Dapat diberi keterangan penguat: sangat, amat, benar, terlalu, dan sekali
     Contoh: sangat senang, amat keras, mahal benar, terlalu berat, sedikit sekali.
3) Dapat diingkari dengan kata tidak
     Contoh: tidak benar, tidak halus, tidak sehat, dan sebagainya.

Beberapa Proses Pembentukan Kata Sifat
1)   Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar, misalnya: kuat, lemah, rajin, malas, dll.
2)  Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian, misalnya: terjelek, terindah, terbodoh, dll.
3)  Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang, misalnya: gelap-gulita, pontang-panting, dll.
4)  Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan, misalnya: legal, kreatif, dll.
5)   Kata sifat yang terbentuk dari kata atau kelompok kata, misalnya: lapang dada, keras kepala,baik hati, dll.

4.  Kata Ganti (Pronomina)
Kelompok kata ini dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan. Kelompok kata ini dapat dibedakan menjadi 6 bentuk, yaitu:
1)   Kata Ganti Orang : jenis kata yang menggantikan nomina. Kata ganti orang dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:
a.    Kata ganti orang pertama tunggal, misal: aku, saya.
b.   Kata ganti orang pertama jamak, misal: kami, kita.
c.    Kata ganti orang kedua tunggal, misal: kamu.
d.   Kata ganti orang kedua jamak, misal: kamu, kalian, Anda, kau/engkau.
e.    Kata ganti orang ketiga tunggal, misal: dia, ia.
f.     Kata ganti orang ketiga jamak, misal: mereka, beliau.

2)  Kata Ganti Kepemilikan: kata ganti yang dipakai untuk menyatakan kepemilikan, misal : “buku kamu/bukumu”, “buku aku/bukuku”, “buku dia/bukunya”,dsb.
3)  Kata Ganti Penunjuk : kata ganti yang dipakai untuk menunjuk suatu tempat atau benda yang letaknya dekat ataupun jauh, misal: “di sini”, “di sana”, “ini”, “itu”, dsb.
4)  Kata Ganti Penghubung :  kata ganti yang digunakan untuk menghubungkan anak kalimatdan induk kalimat kata yang dipakai ya
itu: “yang”, “tempat”,”waktu”.
5)   Kata Ganti Tanya : kata ganti yang dipakai untuk meminta informasi mengenai sesuatu hal, kata Tanya yang dimaksud ialah “apa”, “siapa”, “mana”.
6)   Kata Ganti Tak Tentu : kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan ataumenggantikan suatu benda atau orang yang jumlahnya tak menentu (banyak), misal: masing-masing, sesuatu, para, dsb.

5.  Kata Keterangan (Adverbia)
Kata keterangan adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada kata kerja, kata sifat,dan kata bilangan bahkan mampu memberikan keterangan pada seluruh kalimat. Kataketerangan dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1)   Kata Keterangan Tempat: jenis kata yang memberikan informasi mengenai suatu lokasi,misal: di sini, di situ, dll.
2)  Kata Keterangan Waktu : jenis keterangan yng menginformasikan berlangsungnyasesuatu dalam waktu tertentu, misal: sekarang, nanati, lusa, dll.
3)  Kata Keterangan Alat :  jenis kata yang menjelaskan dengan cara apa sesuatu itu dilakukan ataupun berlangsung, misal: “dengan tongkat”, “dengan motor”, dll.
4)  Kata Keterangan Syarat : kata keterangan yang dapat menerangkan terjadinya suatuproses dengan adanya syarat-syarat tertentu, misal: jikalau, seandainya, dll.
5)   Kata Keterangan Sebab : jenis kata yang memberikan keterangan mengapa sesuatu itudapat terjadi, misal; sebab, karena, dsb.

6.  Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan ialah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah, kumpulan, urutan sesuatuyang dibendakan. Kata bilangan juga dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1)   Kata bilangan tentu, contoh: satu, dua, tiga, dst.
2)  Kata bilangan tak tentu, contoh: semua, beberapa, seluruh, dll.
3)  Kata bilangan pisahan, contoh: setiap, masing-masing, tiap-tiap.
4)  Kata bilangan himpunan, contoh: berpuluh-puluh, berjuta-juta.
5)   Kata bilangan pecahan, contoh: separuh setengah, sebagian, dll.
6)  Kata bilangan ordinal/giliran, contoh: pertama, kedua, ketiga, dst.

7.   Kelompok Kata Tugas
Kata tugas ialah kata yang memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal.
Kata tugas juga memiliki fungsi sebagai perubah kalimat yang minim hingga menjadi kalimat transformasi. Dari segi bentuk umumnya, kata-kata tugas sukar mengalami perubahan bentuk.

Ciri-ciri Kata Tugas
Ciri dari kata tugas ialah bahwa hampir semuanya tidak dapat menjadi dasar untuk membentuk kata lain. Jika verba datang dapat diturunkan menjadi mendatangi, mendatangkan & kedatangan. Bentuk-bentuk seperti menyebabkan dan menyampaikan tidak diturunkan dari kata tugas sebab & sampai, tetapi dari nomina sebab dan verba sampai yang membentuknya sama tapi kategorinya berbeda.

Kata tugas terdiri dari :
1)  Kata Sandang (Artikel)
Kata sandang atau artikel adalah kata yang mendampingi kata benda atau yang membatasi makna jumlah orang atau benda.
Macam-macam artikel:
a)   Artikula/artikel bermakna tunggal, misalnya: sang guru, sang suami, sang juara.
b)  Artikula/artikel bermakna jamak, misalnya: para petani, para guru, para ilmuwan.
c)   Artikula/artikel bermakna netral, misalnya: si hitam manis, si dia, si terhukum.
d)  Artikula/artikel bermakna khusus, misalnya: Sri Baginda, Sri Ratu, Sri Paus (gelar kehormatan),  Hang Tuah, dan Dang Halimah (panggilan pria dan wanita dalam sastra lama).

2) Kata Depan (Preposisi)
Kata depan atau preposisi adalah kata yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan(frasa preposisional).
  Macam-macam preposisi:
a)   Preposisi dasar, misalnya:  di , ke, dari, akan, antara, kecuali, bagi, dalam, daripada, tentang, pada, tanpa, untuk, demi, atas, depan, dekat.
b)  Preposisi turunan, terdiri atas:
·      Gabungan preposisi dan preposisi, misalnya : di depan, ke belakang, dari muka.
·      Gabungan  preposisi + preposisi +  non-preposisi, misalnya : di atas rumah, dari tengah-tengah kerumunan.
·      Gabungan preposisi + kelas kata + preposisi + kelas kata, misalnya dari rumah ke  jalan, dari Bogor sampai Jakarta, dari pagi hingga petang.
·      Preposisi yang menunjukkan ruang lingkup, misalnya sekeliling, sekitar, sepanjang, seputar.

3) Kata Hubung (Konjungsi)
Kata hubung atau konjungsi adalah kata yang  berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat.
Macam-macam konjungsi:
a)   Konjungsi penambahan, misalnya: dan, dan lagi, tambahan lagi, lagi pula.
b)   Konjungsi urutan, misalnya: lalu, lantas, kemudian, setelah itu.
c)   Konjungsi pilihan, misalnya: atau
d)  Konjungsi perlawanan, misalnya:  tetapi, sedangkan, namun, sebaliknya, padahal.
e)   Konjungsi menyatakan waktu, misalnya: ketika, sejak, saat, dan lain-lain
f)    Konjungsi sebab-akibat, misalnya: sebab, karena, karena itu, akibatnya dan lain-lain.
g)   Konjungsi persyaratan, misalnya: asalkan, jikalau, kalau, dan lain-lain.
h)  Konjungsi pengandaian, misalnya: andaikata, andaikan, seandainya, seumpamanya.
i)    Konjungsi harapan/tujuan, misalnya: agar, supaya, hingga.
j)    Konjungsi perluasan, misalnya: yang
k)  Konjungsi pengantar objek, misalnya: bahwa
l)    Konjungsi penegasan, misalnya: bahkan dan malahan.
m)         Konjungsi pengantar wacana, misalnya: adapun, maka, jadi.

4) Partikel
Partikel adalah kategori atau unsur yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi. Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah dan pernyataan (berita).
Macam-macam partikel:
a)   kah, misalnya: Apakah Bapak Ahmadi sudah datang?
b)  kan, misalnya: Tadi kan sudah dikasih tahu!
c)   deh, misalnya: Makan deh, jangan malu-malu.
d)  lah, misalnya: Tidurlah hari sudah malam!
e)   dong, misalnya: Bagi dong kuenya.
f)    kek, misalnya: cepetan kek, lama sekali.
g)   pun, misalnya:  Membaca pun ia tak bisa.
h)  toh, misalnya: Saya toh tidak merasa bersalah.

C.  Kata Serapan
Kata serapan (juga kata pungutan atau kata pinjam) adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum. Bahasa Indonesia menyerap banyak kata dari bahasa-bahasa lain, terutama yang pernah berhubungan langsung dengan Nusantara, baik melalui perdagangan (Sanskerta, Tionghoa, Arab), melalui penjajahan (Portugis, Belanda, Jepang), maupun karena perkembangan ilmu pengetahuan (Inggris).
Kata serapan itu masuk ke dalam bahasa Indonesia dengan empat cara yaitu:
1.    Cara adopsi : terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk makna kata asing itu secara / keseluruhan . contoh: super market, plaza, mall.
2.   Cara adaptasi : terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna asing
      itu, sedangakan ejaan atau cara penulisanya disesuaikan dengan ejaan bahasa
     Indonesia.
Contoh:
·      Pluralization  =  pluralisasi
·      Acceprability  =  akseptabilitas
·      Maximal         =  maksimal
·      Cadea              =  kado
3.   Cara penerjemah : terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut diberi padanan dalam bahasa Indonesia.
Contoh :
·      Overlap = tumpah tindih
·      Acceleration= percepatan
·      Pilot project= proyek rintisan
·      Try out= uji coba.
4.   Cara kreasi : terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian carikan padanannya dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
·      Effektive = berhasil guna
·      Spare part= suku cadang .

D. Kata Pinjaman
Kata Pinjaman adalah kata yang dipinjam dari bahasa lain dan kemudian disesuaikan dengan kaidah bahasa sendiri.

E. Imbuhan dalam Bahasa Serapan
Awalan-awalan (imbuhan dari bahasa asing) pada kata-kata serapan yang disadari adanya, juga oleh penutur yang bukan dwibahasawan, adalah sebagai berikut :
  • a- seperti pada amoral, asosial, anonym, asimetris. Awalan ini mengandung arti ‘tidak’ atau ‘tidak ber’.
  • anti- seperti pada antikomunis, antipemerintah, antiklimaks, antimagnet, antikarat yang artinya ‘melawan’ atau ‘bertentangan dengan’.
  • bi- misalnya padab ilateral, biseksual, bilingual, bikonveks. Awalan ini artinya ‘dua’.
  • de- seperti pada dehidrasi, devaluasi, dehumanisasi, deregulasi. Awalan ini artinya ‘meniadakan’ atau ‘menghilangkan’.
  • eks- seperti pada eks-prajurit, eks-presiden, eks-karyawan, eks-partai terlarang. Awalan ini artinya ‘bekas’ yang sekarang dinyatakan dengan kata ‘mantan’.
  • ekstra- seperti pada ekstra-universiter, ekstra-terestrial, ekstra linguistic, kadang juga dipakai pada kata-kata bahasa Indonesia sendiri. Contoh: ekstra-ketat, ekstra-hati-hati. Awalan ini artinya ‘tambah’, ‘diluar’, atau ‘sangat’.
  • hiper- misalnya pada hipertensi, hiperseksual, hipersensitif. Awalan ini artinya ‘lebih’ atau ‘sangat’.
  • in- misalnya pada kata inkonvensional, inaktif, intransitive. Awalan ini artinya ‘tidak’.
  • infra- misalnya pada infrastruktur, inframerah, infrasonic. Awalan ini artinya ‘di tengah’.
  • intra- misalnya pada intrauniversiter, intramolekuler. Awalan ini artinya ‘di dalam’.
  • inter- misalnya interdental, internasional, interisuler, yang biasa di Indonesiakan dengan antar-.
  • ko- misalnya pada kokulikuler, koinsidental, kopilot, kopromotor. Awalan ini artinya ‘bersama-sama’ atau ‘beserta’.
  • kontra- misalnya pada kontrarevolusi, kontradiksi, kontrasepsi. Awalan ini artinya ‘berlawanan’ atau ‘menentang’.
  • makro- misalnya pada makrokosmos, makroekonomi, makrolinguistik. Awalan ini artinya ‘besar’ atau ‘dalam arti luas’.
  • mikro- seperti pada mikroorganisme, mikrokosmos, microfilm. Awalan ini artinya ‘kecil’ atau ‘renik’.
  • multi- seperti padamultipartai, multijutawan, multikompleks, multilateral, multilingual. Awalan ini artinya ‘banyak’.
  • neo- seperti pada neokolonialisme, neofeodalisme, neorealisme. Awalan ini artinya ‘baru’.
  • non- seperti pada nongelar, nonminyak, nonmigas, nonberas, nonOpec. Awalan ini artinya ‘bukan’ atau ‘tidak ber-‘.

F.  Hubungan Antara Makna
1.   Sinonim
Dua kata atau lebih yang mempunyai persamaan arti atau hampir sama artinya.
contoh:
·      Abadi=kekal.
·      Baik=bagus.
·      Zaman=kala,waktu.
2.  Antonim
Dua kata atau lebih yang mempunyai makna berlawanan.
Contoh:
·      Sakit >< sehat.
·      Jahat >< baik.
·      Rajin >< malas.dll.
3.  Homonim
Kata yang bentuk dan cara pelafalannya sama tapi maknanya berbeda.
Contoh:
·      Bisa = dapat,
·      Bisa =racun, dll.
4.  Homograf
Kata yang tulisanya sama,tetapi pelafalan dan makna berbeda.
Contoh: apel
·      Setiap hari senin ada apel di lapangan sekolah.
·      Aku lebih suka apel hijau daripada apel merah.dll.
5.  Homofon
Kata yang pelafalan yang sama,tetapi penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh : bank,bang.
·      Tolong setorkan uang ini di bank.
·      Saya pesan satu porsi,bang.
6.  Polisemi
Kata yang memiliki banyak makna.
Contoh :
·      Anak saya sakit(keturunan)
·      Ia anak buahku(bawaan)


Referensi :

0 komentar:

Posting Komentar