My Task

Softskill

Nama : Hanifah Adi Yati
NPM : 13113895
Kelas : 3KA26

Pertama, install Dev C++ nya terlebih dahulu. Setelah itu baru kita menginstall glutnya dengan  cara buka Dev C++, klik tools è Package Manager.





Kemudian klik install dan cari file glut-3.7.6-bin lalu Open.



Setelah selesai menginstall, buat project baru  dengan cara : klik File è New è Project



Setelah muncul NewProject pilih Console application dengan C++ Project, ketik nama project yang diinginkan, kemudian klik Ok.


Setelah disimpan, program langsung membuka sebuah lembar kerja dalam project tersebut. 
Pertama, ketikkan  header – header yang dibutuhkan, glu.h, glut.h, gl.h yang berfungsi untuk memanggil file dan menggunakan statement – statement OpenGL. Kemudian, baru ketikkan sorce code untuk membuat garisnya..







Setelah itu Compile program dan klik Run. Maka outputnya akan seperti gambar di bawah ini :


Output Garis Vertikal :




Output Garis Horizontal :



Output Garis Diagonal :




A. Pengertian EYD
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.

B. Perbedaan Ejaan Lama dan Baru
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967), antara lain:
·       "tj" menjadi "c" : tjutji cuci
·       "dj" menjadi "j": djarak jarak
·       "j" menjadi "y" : sajang sayang
·       "nj" menjadi "ny" : njamuk nyamuk
·       "sj" menjadi "sy" : sjarat syarat

·       "ch" menjadi "kh": achir akhir

    Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain:
  • Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
  • Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata furqan, dan xenon.
  • Awalan "di-" dan kata depan "di" dibedakan penulisannya. Kata depan "di" pada contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara "di-" pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
  • Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan.

C.  Tanda Baca
1. Pengertian dan Fungsi 
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
Tanda baca banyak sekali jenis dan tipenya yang masing-masing mempunyai fungsi yang tidak sama. Fungsi tanda baca secara umum adalah untuk menjaga keefektifan komunikasi. Setiap tanda baca mempunyai aturan penggunaan dan fungsinya tersendiri yang tidak dapat diganggu gugat.

1) Tanda titik (.)
Fungsi dan pemakaian tanda titik:
·       Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaa atau seruan,
·       Pada akhir singkatan nama orang,
·       Diletakan pada akhir sinkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan,
·       Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum,
·       Dibelakang angka tau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar, dll.
Contoh : Saya suka makan nasi.

2) Tanda Koma (,)
Fungsi dan pemakaian tanda koma antara lain:
·       Memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilang,
·       Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat,
·       Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dakam kalimat, dll.
Contoh : Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

3) Tanda Seru (!)
Fungsi dan pemakaian tanda seru antara lain:
·       Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaa, atau rasa emosi yang kuat.
Contoh : Alangkah mengerikannya peristiwa itu!

4) Tanda Titik Koma (;)
Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:
·       Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara
·       Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh :Ibu memasak nasi di dapur; ayah memperbaiki televisi; adik bermain petak umpet.

5) Tanda Titik Dua (:)
Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut :
·       Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
·       Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
·       Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan
·       Di antara jilid atau nomor buku/ majalah dan halaman. antara bab dan ayat dalam kitab suci, atau antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh : Sekarang kita tambahkan beberapa bumbu dapur: garam, bawang, dan merica

6) Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:
·       Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris,
·       Menyambung unsur-unsur kata ulang
·       Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing----
Contoh : anak-anak bermain di lapangan sepak bola

7) Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsis dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti berikut
·       Mengambarkan kalimat yang terputus-putus
·       Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan
Contoh : Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak

8) Tanda Tanya (?)
·       Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.
·       Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh : Kapan ia berangkat?

9) Tanda Kurung ( )
Tanda kurung dipakai dalam ha-hal berikut
·       Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
·       Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok pembicaraan
·       Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan
Contoh : Pembalap itu berasal dari (kota) Medan

10) Tanda Kurung Siku ( {..} )
Tanda kurung siku digunakan untuk:
·       Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada akhir kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain
·       Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
Contoh :Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.

11) Tanda Petik ("...")
Fungsi tanda petik adalah:
·       Mengapit petikan lagsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain
·       Mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat
·       Mengapit istilah kalimat yang kurang dikenal
Contoh : Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."

12) Tanda Petik Tunggal ('..')
Tanda Petik tunggal mempunyai fungsi :
·       Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain
·       Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing
Contoh : "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.

13) Tanda Garis Miring (/)
Fungsi tanda garis miring adalah:
·       Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat
·       Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat
Contoh : tahun anggaran 1985/1986

14) Tanda Penyingkat (Apostrof) (')
Fungsi tanda penyingkat adalah:
·       Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata.
Contoh : adi 'kan kusurati. ('kan = akan)
Beberapa jenis tanda baca yang penting antara lain :

Referensi :

 A. Ragam Bahasa
1.    Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.

2.   Jenis Ragam Bahasa
a)   Situasi Pemakai
1)      Formal
Bahasa resmi biasanya menggunakan tata bahasa yang baik (sesuai EYD), lugas, sopan, menggunakan bahasa yang baku, baik itu dalam bahasa lisan maupun tertulis. Sesuai dengan macamnya, bahasa ini biasa digunakan dalam acara-acara formal seperti pidato kenegaraan, rapat, di dalam undang-undang dan wacana teknis, atau pada saat berbicara kepada orang yang kita hormati. Contoh : Saya, Anda, Saudara, Bapak, Ibu dan Saudara.

2)     Semi Formal
Ragam semi formal memiliki keunikan tersendiri, karena berciri mengikuti kaidah dan aturan yang tetap. Tetapi hanya tidak secara konsisten dilakukan pada saat tujuan tertentu. Dalam hal ini sebagai contoh yaitu bahasa jurnalistik, dimana biasanya pembaca berita, membacakan beritanya tidak selalu dengan kata-kata yang baku, melainkan kadang di tengah-tengah kata-kata baku yang mereka ucapkan terselip kata-kata yang biasa kita gunakan untuk berbicara kepada seseorang dalam hal ini berbicara santai kepada lawan bicara kita dalam membahas topik yang tidak resmi. Contoh : Aku, Kamu, Bung, Mas, dan Mbak.

3)     Non Formal
Bahasa non formal tidak terikat dengan aturan apapun, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang biasa digunakan sehari-hari. Ciri-ciri bahasa non formal biasanya digunakan oleh orang-orang yang sudah akrab, seperti antara teman dekat, antara orang tua dan anak, atau kepada kerabat dekat lainnya. Contoh : Gue, Ane, Lu, Neng dan Situ.

b)  Media
1)  Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi peresapan kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak  menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan,  ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri dari keduanya:
Ciri-ciri ragam lisan:
-       Memerlukan orang kedua/teman bicara.
-      Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
-      Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
-      Berlangsung cepat
Contohnya :
1. “Sudah saya baca buku itu”
2. “Ayah bilang kita harus pulang”

2) Tulisan
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalomat. Oleh karrena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis:
-    Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
-    Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
-    Harus memperhatikan unsur gramatikal;
-    Berlangsung lambat;
-    Selalu memakai alat bantu;
-    Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
-    Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contohnya:
1. “Saya sudah membaca buku itu”
2. “
Ayah mengatakan bahwa kita harus pulang

B. Laras Bahasa
1.    Pengertian
Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra, yang masih dapat dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya. Setiap laras memiliki cirinya sendiri dan memiliki gaya tersendiri.


Referensi :
https://vianisilv.wordpress.com/2014/10/13/laras-bahasa/