A. Ragam Bahasa
1.
Pengertian Ragam Bahasa
Ragam
Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang
dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
2.
Jenis Ragam Bahasa
a)
Situasi Pemakai
1)
Formal
Bahasa resmi biasanya menggunakan tata bahasa yang
baik (sesuai EYD), lugas, sopan, menggunakan bahasa yang baku, baik itu dalam
bahasa lisan maupun tertulis. Sesuai dengan macamnya, bahasa ini biasa
digunakan dalam acara-acara formal seperti pidato kenegaraan, rapat, di dalam
undang-undang dan wacana teknis, atau pada saat berbicara kepada orang yang
kita hormati. Contoh : Saya, Anda, Saudara, Bapak, Ibu dan Saudara.
2)
Semi Formal
Ragam semi formal memiliki keunikan
tersendiri, karena berciri mengikuti kaidah dan aturan yang tetap. Tetapi hanya
tidak secara konsisten dilakukan pada saat tujuan tertentu. Dalam hal ini
sebagai contoh yaitu bahasa jurnalistik, dimana biasanya pembaca berita,
membacakan beritanya tidak selalu dengan kata-kata yang baku, melainkan kadang
di tengah-tengah kata-kata baku yang mereka ucapkan terselip kata-kata yang
biasa kita gunakan untuk berbicara kepada seseorang dalam hal ini berbicara
santai kepada lawan bicara kita dalam membahas topik yang tidak resmi. Contoh :
Aku, Kamu, Bung, Mas, dan Mbak.
3)
Non Formal
Bahasa non formal tidak terikat dengan aturan apapun,
karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang biasa digunakan sehari-hari.
Ciri-ciri
bahasa non formal biasanya digunakan oleh
orang-orang yang sudah akrab, seperti antara teman dekat, antara orang tua dan
anak, atau kepada kerabat dekat lainnya. Contoh
: Gue, Ane, Lu, Neng dan Situ.
b) Media
1)
Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh
situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi peresapan kalimat. Namun
hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam
pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam
struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena
situasi dan kondisi pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan
yang disampaikan secara lisan.
Pembicara lisan dalam situasi formal
berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicara lisan dalam situasi tidak
formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa itu tidak bisa
disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh
karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukan
cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan, ragam
bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu
masing-masing adapun ciri dari keduanya:
Ciri-ciri ragam lisan:
- Memerlukan orang kedua/teman bicara.
- Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
- Tidak harus memperhatikan gramatikal,
hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
- Berlangsung cepat
Contohnya
:
1. “Sudah
saya baca buku itu”
2. “Ayah
bilang kita harus pulang”
2)
Tulisan
Dalam
penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkannya
ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan
unsur kalomat. Oleh karrena itu, penggunaan ragam baku tulis diperlukan
kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur
bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di
dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri
ragam tulis:
- Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
- Tidak tergantung kondisi, situasi &
ruang serta waktu;
- Harus memperhatikan unsur gramatikal;
- Berlangsung lambat;
- Selalu memakai alat bantu;
- Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
- Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan
mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contohnya:
1. “Saya
sudah membaca buku itu”
2. “Ayah mengatakan bahwa kita harus pulang”
2. “Ayah mengatakan bahwa kita harus pulang”
B. Laras Bahasa
1.
Pengertian
Pada saat digunakan sebagai alat
komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi
pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan
pemakaiannya. Dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah
populer, laras feature, laras komik, laras sastra, yang masih dapat dibagi atas
laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya. Setiap laras memiliki
cirinya sendiri dan memiliki gaya tersendiri.
Referensi :
https://vianisilv.wordpress.com/2014/10/13/laras-bahasa/